Di era serba digital saat ini, kepekaan seorang pebisnis terhadap perkembangan teknologi mutlak diperlukan. Selain memang untuk perkembangan bisnisnya juga untuk meningkatkan persaingan dengan kompetitor.
Jika Anda alergi terhadap perubahan teknologi, maka habislah sudah..
Anda mungkin masih ingat dengan beberapa waktu lalu saya menuliskan demo besar-besaran perusahaan taksi besar yang meminta pemerintah melarang beredarnya taksi online. Cerita lengkapnya bisa Anda baca dulu artikel yang berjudul “Mempertahankan Bisnis di Era Digital”. Kejadian itu sebagai salah satu akibat dari kurangnya kepekaan terhadap perkembangan teknologi.
Namun masih banyak pebisnis yang merasa kebingungan saat dituntut menyesuaikan dirinya terhadap era digital. Kebanyakan dari mereka sudah langsung pesimis dan berdalih “wah saya sih emang gaptek orangnya”. Padahal, sebagai seorang pebisnis cara berfikir seperti itu sudah sepatutnya dibuang jauh-jauh.
Mengapa?
Karena se-gaptek apapun Anda, se-cupu apapun Anda, selagi ada kemuan untuk berupaya pasti ada jalan. Terlebih lagi dengan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Jangan dulu membunuh potensi diri Anda dengan mencekoki alam bawah sadar dengan kalimat “saya gaptek..” atau “saya gak mungkin bisa..” dan sebagainya.
Karena saat ini ada banyak sekali orang-orang dan bahkan para ahli yang mau bersedia membantu Anda. Beberapa bentuk yang mereka tawarkan biasanya berupa ebook, webinar (seminar web), video tutorial, workshop, dan sejenisnya.
Anda tinggal memilih yang mana yang paling mudah untuk Anda pelajari dan sesuuai dengan cara belajar Anda. Memang hampir sebagian besar tidak gratis, Anda harus mengeluarkan pengorbanan untuk mendapatkan ilmu-ilmu baru dan terkini dari para ahli yang sudah jelas berpengalaman.
Jangan pelit, jangan berfikir mengikuti workshop dan membeli video tutorial itu hanyalah buang-buang uang saja. Justru itu adalah bagian dari investasi Anda memperkaya aset digital. Anda tidak perlu melakukan trial-error sendiri, menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk mempelajarinya. Anda hanya tinggal menerima matangnya dari mereka yang sudah lebih dahulu mencoba dan membuktikan.
Hemat waktu! Bukankah waktu lebih mahal daripada uang?
Lalu asset digital seperti apa yang sebaiknya Anda miliki?
Prioritaskan investasi yang akan memperkuat aset digital Anda, dan erat kaitannya terhadap peningkatan penjualan. misalnya:
1. Iklan (Facebook Ads, endorse Instagram, pixel FB)
2. Website dengan SEO yang baik
3. Layanan landing page untuk jualan.
4. HP Android untuk customer service.
5. Database email marketing
6. Software/aplikasi yang akan membantu mendatangkan pembeli online
7. Ebook optimasi penjualan, dan sebagainya.
Baca juga: Manfaatkan Update Status Media Sosial untuk Bisnis Anda
Hindari berinvestasi terhadap hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan penjualan. Misalnya:
1. Upgrade laptop
2. Beli rak kantor
3. Mengganti velg mobil , atau
4. Membeli AC baru.
Memang tidak ada salahnya jikalau Anda tetap melakukannya, namun ingat.. saat bisnis Anda belum kokoh, lebih baik perbanyak investasi terhadap hal-hal yang berkaitan erat dengan peningkatan penjualan. Upayakan uang yang Anda keluarkan akan cepat terkonversi mendatangkan uang kembali.
“Jika omset Anda masih dibawah 100 juta: JANGAN investasikan sesuatu yang tidak terlihat oleh konsumen.” – Michael Masterson
Saya harap setelah Anda membaca artikel ini akan terbuka inspirasi baru untuk merencanakan membangun asset digital. Agar bisnis Anda tetap survive dengan berjalannya waktu dan terus memberikan manfaat untuk banyak orang. Saya percaya bahwa bisnis yang bertumbuh adalah bisnis yang assetnya terus bertambah.
Salam,
Onino Mansah