Niat Dalam Berbisnis |
Apakah saat ini Anda berencana memulai bisnis?
Tapi bingung bagaimana cara mengawalinya?
Tenang… Anda bukanlah orang satu-satunya yang mengalami kondisi seperti itu. Ada banyak orang diluar sana yang mengalami kondisi serupa. Ingin memulai bisnis tapi masih belum tahu langkah apa yang pertama kali harus dijalankan.
Dalam bisnis, pertama kali kita harus meluruskan niat sukses kita. Dan yang lebih penting lagi bisnis yang Anda jalankan harus bernilai ibadah dihadapan-Nya. Oleh karena itu, jika ingin meraih kesuksesan dalam bisnis, mulailah bertanya pada diri sendiri ada niat apa yang tersembunyi di balik keinginan kita menjadi orang sukses dan kaya? Apakah untuk dapat menikmati hidup sesukanya, berfoya-foya, meraih popularitas, ataukah sebagai medan perjuangan di jalan Allah dengan harta dan jiwa?
Saya akan bercerita sedikit pengalaman saya tentang ketidakjelasan niat dan kenikmatannya dalam beribadah.
Pernah suatu hari..
Sahabat saya mengajak saya untuk melakukan iktikaf di mesjid bersama pegiat iktikaf yang memang telah diikutinya. Akan tetapi, sahabat saya tidak mengatakan yang sebenarnya tentang ajakannya kepada saya untuk beriktikaf. Saat itu dia hanya mengatakan ingin bertemu saja. Setelah saya bertemu dengannya menggunakan sepeda motor. Saya bertanya saat itu tentang tujuan dari pertemuan ini mau kemana, namun dia menjawab untuk ikuti saja sepeda motor yang dikendarainya.
Kemudian kami berhenti di salah satu masjid yang di halamannya sudah banyak jamaah yang berkumpul untuk melakukan iktikaf malam itu. Saya sempat kaget dan sedikit malu karena awalnya saya tidak tahu akan menuju masjid sedangkan pakaian yang saya kenakan saat itu bukan seperti pakaian orang yang mau beribadah.Tapi akhirnya saya mengikuti iktikaf di mesjid yang rencananya akan diselenggarakan selama 3 hari 3 malam tersebut.
Tapi ada kegundahan didalam hati ini, setidaknya terbesit pertanyaan seperti ini “Apakah ibadah saya akan diterima, sedangkan saya tidak ada niat untuk iktikaf disini”. Bagaimana dengan “Innamal ‘amalu binniat”?. Nampaknya pertanyaan itu memudarkan konsentrasi ibadah saya. Sehingga pada pagi harinya saya memutuskan untuk pulang saja. Keraguan hati saya ternyata dapat mengurangi kenikmatan dalam beribadah malam itu.
Nah kita kembali kepada topik bisnis.
Bagaimana jika ternyata niat awal bisnis Anda masih belum jelas. Saya kira hasilnya tidak akan jauh berbeda seperti yang saya ceritakan diatas. Keraguan terhadap hasil akan mengurangi nikmat kita dalam berproses.
Perbedaan niat itulah yang akan menentukan hasil bisnis kita. Sama seperti halnya dalam beribadah. Menurut Imam Baidlawi, niat itu ibarat satu gejolak hati untuk mengerjakan sesuatu yang sesuai dengan tujuan, baik dalam rangka ingin mencapai suatu manfaat atau menghindari suatu mudharat pada masa sekarang atau yang akan datang. Sedangkan menurut syara’, niat bisa diartikan sebagai sebuah keinginan untuk melakukan sesuatu dan mendapatkan ridha Allah.
Niat adalah pekerjaan hati, bukan pekerjaan lisan. oleh sebab itu, yang tahu persis niat seseorang hanyalah dirinya sendiri dan Allah semata. Niat tidak dapat diukur dari ucapan. Ucapan dalam bentuk kata-kata hanyalah sekadar sebagai ikrar (lafadz), tidak lebih dari itu. Begitu pula niat tidak bisa diukur dari bentuk formalitas suatu pekerjaan.
Bisnis yang berlandaskan niat lurus dan murni karena Allah semata, maka insyaAllah dalam perjalanan bisnis Anda akan selalu mendapatkan pertolongan-Nya. Jika Allah telah memberikan pertolongan, niscaya bisnis yang dijalankan dapat berhasil dengan baik, dan yang terpenting lagi adalah Anda dapat memeroleh nilai keberkahan dari-Nya. Adakah keuntungan yang paling bernilai dalam bisnis selain bisnis yang kita jalankan memeroleh berkah dari-Nya?
Mari kita libatkan Allah dalam bisnis yang akan Anda jalankan. Jadikan bisnis di dunia memberikan keuntungan juga di akhirat kelak. Karena pad ahakikatnya Anda berbisnis bukan dengan sesama manusia, tapi Anda berbisnis dengan Allah SWT.