Abdurrahman bin Auf merintis usaha dengan memulai menjadi reseller. Ia menjalankan bisnis dari nol, tanpa modal materi. Padahal saat itu ada seorang sahabatnya menawarkan setengah harta yang dimiliki untuk dihibahkan kepadanya agar dijadikan modal usaha, tanpa harus dikembalikan dan bahkan bila usahanya rugi pun tidak ada konsekuensi sama sekali.
Namun, Abdurrahman bin Auf hanya mendoakan kebaikan sahabatnya, tanpa menerima pemberiannya. Abdurrahman bin Auf hanya meminta ditunjukkan lokasi pasar terdekat di Madinah.
Lalu apa yang dilakukannya? Abdurrahman bin Auf mendatangi salah seorang pedagang di pasar tersebut kemudian membeli produknya dengan cara tidak tunai. Kemudian dia menjualnya kembali (re-sell) dengan melebihkan dari harga modal sebagai keuntungannya.
Bisnis yang dijalankan Abdurrahman bin Auf terus berkembang pesat dan pada saat itu dirinya sudah termasuk sebagai saudagar terkaya di Madinah. Hingga pada akhir hayatnya, Abdurrahman bin Auf wafat dengan meninggalkan harta kurang lebih 3 juta dinnar atau sekitar 5 trilyun untuk ahli warisnya.
Allahu Akbar!
Apa yang dilakukan oleh Abdurrahman bin Auf sangat menginspirasi bagi saya dan Anda yang akan atau sedang merintis usaha. Dari kisah diatas jelaslah sudah, bahwa modal utama memulai bisnis bukanlah uang melainkan kepribadian yang baik (ahlak mulia).
Banyak diantara kita yang berfikir bahwa untuk memulai bisnis diperlukan modal uang yang tidak sedikit, akibatnya menunda keinginan untuk memulai bisnis. Padahal justru dengan modal keinginan dan reputasi diri itulah Abdurrahman bin Auf telah membuktikan kesuksesannya. Kepercayaan lebih berharga ketimbang modal materi.