4 Catatan Keuangan Penting dalam Bisnis |
Apakah bisnis yang Anda jalankan saat ini sudah mendapatkan keuntungan, surplus atau justru merugi?
Bagaimana mengukur kemajuan bisnis Anda?
Jangan hanya menduga-duga, atau bisnis Anda akan berakhir.
Sobat entrepreneur, setiap bisnis yang berjalan pasti membutuhkan monitoring untuk mengontrol arah dalam meraih target yang ditetapkan. Monitoring juga dibutuhkan sebagai bahan pertimbangan ketika akan mengambil satu keputusan. Hal yang perlu diingat, bahwa untuk mengontrol perkembangan bisnis diperlukan data-data keuangan perusahaan. Karena dengan data keuangan tertulislah Anda bisa mengetahui kemajuan atau kemunduran perusahaan.
Lantas, catatan keuangan apa saja yang mesti tim Anda buat dalam menjalankan bisnis?
Daftar Isi
1. Transaksi Penjualan
Sebagai pebisnis tentu saja harus meyimpan dokumentasi transaksi penjualan berupa nota atau kuitansi. Dari setiap nota yang dibuat, catat kembali kedalam buku jurnal penjualan. Anda bisa menggunakan Ms Office Excell untuk memudahkannya.
Dengan adanya rekap data penjualan dalam satu media, akan memudahkan Anda untuk mengamati tren penjualan perhari, perminggu, perbulan bahkan pertahunnya. Amati di waktu mana penjualan melonjak atau lesu, produk apa yang paling banyak diminati oleh konsumen. Jadikan data-data ini sebagai pertimbangan untuk Anda menentukan stock produk apa yang harus ditambah dan pada waktu kapan Anda harus mengadakan promo atau diskon untuk mempertahankan omset di rentang waktu penjualan yang lesu.
2. Transaksi Pengeluaran
Pengeluaran perusahaan bisa dikategorikan kepada 2 hal, yaitu pengeluaran langsung dan pengeluaran tidak langsung. Pengeluaran langsung adalah semua biaya yang ditanggung perusahaan berkaitan dengan penjualan. Misalnya, biaya harga pokok produk. Sedangkan pengeluaran tidak langsung bisa berupa biaya ATK kantor, gaji karyawan, listrik dan lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan produk.
Catatlah pada jurnal khusus pengeluaran agar Anda bisa mengawasi efisiensi dana yang dikeluarkan. Apakah sebanding dengan hasilnya atau tidak. Jika memang dilihat ada pengeluaran yang terlalu besar, maka Anda bisa memangkas anggaran tersebut untuk dialihkan kepada keperluan lainnya.
3. Mencatat Pembelian Aset Perusahaan
Banyak pebisnis pemula yang sulit membedakan mana yang termasuk kategori pembelian aset dan mana yang termasuk kategori pengeluaran/biaya. Sederhananya, aset adalah alat atau benda yang dibeli untuk keperluan perusahaan dalam waktu yang lama (tidak cepat habis/rusak). Contohnya adalah pembelian tanah, atau pembelian komputer. Dengan adanya catatan ini, akan memudahkan Anda untuk menginventarisir kekayaan perusahaan dikemudian hari.
4. Pendataan Stock/Persediaan Barang
Catatan stock sangat diperlukan bagi para pelaku bisnis yang menjual produk (teangable). Dengan adanya pencatatan stock yang dilakukan secara berkala akan memudahkan kita memberikan informasi kepada konsumen yang bertanya. Bayangkan saja, jika item produk yang Anda jual sudah puluhan bahkan ratusan, ketika ada konsumen yang bertanya salah satu stock produk yang sudah cukup lama tersimpan di gudang, tidak mungkin rasanya Anda harus mengobrak-abrik stock produk di gudang.
Stock produk pasti akan berubah perharinya, oleh sebab itu update data harus juga dilakukan secara terjadwal. Dan ini tidak berarti Anda harus menghitung manual sisa produk di gudang. Cukuplah menghitung stock awal dikurangi total penjualan terakhir.
4 catatan diatas akan menjadi data penting bagi pelaku bisnis dalam menentukan strategi dan pengembangan usaha. Dengan begitu, Anda bisa melakukan pengukuran dan monitoring secara kontinyu sebelum melakukan evaluasi terhadap bisnis yang Anda jalankan.